Kamis, 19 April 2012

JENUH

Ingin saya pergi ke pantai
Menjerit sepuasnya sampai beban ini hilang tergerus gelombang
Atau
Pergi ke puncak gunung
Membiarkan caci maki yang terkunci di dalam mulut keluar terjun bebas ke bawah bukit
Atau
Pergi ke sasana tinju
Memukul samsak sepuasnya sampai amarah ini menguap bersama keringat
Atau
Hanya masuk ke dalam kamar saja
Membekap bantal dan menangis sepuas-puasnya...


* * * * *
Ini bukan tentang cinta, kekasih apalagi tentang patah hati. Bukan. Sama sekali bukan tentang semua itu.

Saya hanya sedang jenuh. Jenuh dengan rutinitas yang itu-itu saja. Berangkat pagi hari. Bertemu dengan orang-orang yang sama setiap hari. Mendengar kalimat perintah yang hampir sama selama kurang lebih 12 jam setiap harinya. Beranjak pulang ketika hari mulai gelap dan jarum jam menunjukkan ke angka 7 atau lebih. Dari hari senin - jumat. Hingga hampir tak bersisa waktu untuk bersenang-senang.

Akhir-akhir ini saya terlalu boros membuang-buang energi karena sering menyimpan amarah yang tak mampu saya salurkan hanya karena menjunjung tinggi etika bersopan santun.

Dulu saya pikir lama-lama saya akan terbiasa lalu saya akan menikmati semua ini. Ternyata salah! Semakin lama semuanya justru terasa memuakkan. Apalagi ketika kalimat-kalimat perintah itu seakan tak ada habisnya. Kalimat perintah yang akan terasa lebih menyebalkan karena diikuti kata segera, cepet ya, jangan salah, ini harus begini, itu harus begitu. Menyebalkan karena seolah-olah saya ini siput yang super bodoh. Dan hay.. tak usah ada kata-kata itupun saya akan selalu berusaha mengerjakan secepat dan sebaik mungkin. Tidak bisakah mereka hanya percaya saja bahwa saya akan melakukannya dengan baik.

Ahay,, dan lagi! Saya paling tidak suka menjadi tersangka atas kesalahan yang tidak saya lakukan. Tapi dasar saya yang pengecut atau bagaimana, saya hanya menjawab "iya" yang berarti membenarkan tuduhan itu.

Saya jadi ngefans sama Mr. Abe. Dulu saya pikir mungkin saya bisa bersikap santai atas semuanya seperti Mr. Abe kalau saya sudah mulai terbiasa. Tapi nyatanya saya tidak bisa. Sekarang, saya harus mengakui bahwa Mr. Abe memang keren. Bisa menjalani hal-hal yang saya alami lebih lama dari saya. Bertahun-tahun. Wow, itu sangat keren! Bersikap tenang dan santai seolah semuanya berjalan baik-baik saja. Atau mungkin sebenarnya Mr. Abe pun merasa jenuh seperti saya. Ah, entahlah.

Oh ya, gara-gara semua ini saya juga jadi seorang anak pembohong sekarang. Bohong pada Ibu bahwa sekarang saya sudah tak pernah pulang malam lagi. Bohong bahwa saya baik-baik saja. Bohong bahwa saya menikmati ini semua.

Ah, sudahlah saya capek. Mungkin saya perlu pergi mencari hiburan di akhir pekan nanti. Apakah KAMU mau pergi dengan saya??

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...