Kamis, 23 Februari 2012

Ssstt.. INI RAHASIA !


Gambar dimabil dari sini
KOTAK RAHASIA

Satu jam sudah aku menunggu. Ariel tak datang juga. Pagi ini seharusnya Ariel menemaniku ke Rumah Dunia, ada diskusi sastra bersama penulis senior seperti Gol A Gong, Tias Tatanka, Mayoko Aiko, Donatus A. Nugroho, Putra Gara, Bamby Cahyadi, Benny Arnas dan penulis lainnya.
Aku mengambil ponsel di dalam tasku. Aku mencari nama Ariel dalam daftar kontak di ponselku dan menekan tombol panggil. Nada sambung terdengar.
“Hallo?” jawab Ariel.
“Beib, kamu dimana sih? Lupa ya? Hari ini kan kamu sudah janji mau nemenin aku ke Rumah Dunia...,” tanyaku beruntun.
“Huaduh, maaf beib. Barusan aku ditelpon Uky diajakin temen-temen buat latihan band. Persiapan buat manggung di festival musik pekan depan.”
“Oh yaudah nggak apa-apa. Salam buat temen-temen aja ya. Latihan yang bener ya, biar nanti bisa tampil bagus. Aku diajak pas acara festival kan, beib?”
“Iyalah pasti, beib... Oh ya, kamu mau minta oleh-oleh apa, beib? Kita kan latihannya di studionya Uky di Bandung nah nanti pulangnya mau mampir di Ciampelas, kamu mau nitip apa, beib?”
“Ah nggak beib. Gampang entar aja kalau kita jalan-jalan berdua aja. Eh, udahan ya beib, aku berangkat ke Rumah Dunia dulu ya. Sudah telat nih... Dianterin Bang Toyib.”
***
Sore tadi Ariel membawakan sesuatu untukku. Sekotak mungil yang dia genggam di tangan kirinya dan dia angsurkan ke telapak tanganku.
“Bukalah saat menjelang tidur nanti,” katanya.
Aku tak sabar menanti malam. Aku ingin segera membuka kotak mungil berbungkus pink itu.
Kini malam telah menjelang. Kantukku mulai menyerang. Aku bersiap membuka kotak itu, ketika tiba-tiba ringtone yang aku setel khusus untuk Ariel berbunyi.
“Ya?” sapaku dengan heran.
“Beib, maaf... Salah ngasih kotak. Jangan dibuka ya. Pliss.”
Omaygot... Jadi apa isi kotak ini dan untuk siapa?
Aku penasaran. Larangan dari Ariel malah menyugestiku untuk segera membuka kotak itu. Pelan tapi pasti aku merobek kertas kado berwarna pink yang membungkus kotak. Tutup kotak aku buka dan terlihat jam tangan Gucci dengan model terbaru. Ini memang bukan untukku karena Ariel tahu aku tidak suka memakai jam tangan. Lalu untuk siapa?
Aku mengeluarkan jam tangan dari dalam kotak. Hey, lihat! Ada secarik kertas di bawahnya. Rasa penasaranku belum tuntas. Kubuka kertas berwarna pink yang terlipat rapi itu dan membacanya.
Hay, Tasya...
Thanks ya sudah mau menemaniku hari ini. Dan sesuai dengan perjanjian yang telah kita sepakati, aku belikan jam tangan ini untukmu sesuai permintaanmu kemarin. Aku harap kamu juga menepati janjimu untuk tidak memberitahu kakakmu, Reni kalau hari ini aku telah berbohong padanya. Jangan sampai Reni tahu hari ini kita pergi jalan-jalan bareng ya, Tasy.
Aku mohon...
Kamu tahu kan, Tasy? Aku sayang Reni. Aku tak bermaksud sedikitpun untuk menghianatinya. Kebersamaanku dan kamu yang kita jalin tanpa sepengetahuan Reni ini hanya untuk bersenang-senang kan, Tasy? Aku yakin kamu pasti tahu dan kamu tidak akan menghianatinya apalagi menyakiti kakakmu sendiri.
Sungguh Tasy, aku sayang Reni. Aku tidak mau kehilangan dia. Jadi kumohon jangan sampai Reni tahu kalau kita sering jalan bareng. Kamu tahu sendiri lah Tasy gimana rasanya kalau aku harus menemani Reni datang ke acara-acara berbumbu sastra itu. Aku nggak ngerti. Aku pasti bisa mati karena bosan di sana. Reni terlalu asik dengan teman-temannya dan pasti melupakanku selama acara itu. Aku benci itu, Tasy. Daripada aku harus sakit hati karena diabaikan selama acara yang menurut Reni mengasikkan itu bukankah lebih baik aku pergi sama kamu, Tasy?
Iya, lebih baik aku pergi sama kamu. Kita bersenang-senang. Nonton film bareng, makan es krim bareng, atau menikmati udara pantai bareng. Saat bersamamu aku tak pernah merasa bosan tapi aku selalu menghayalkan seandainya yang duduk di sebelahku saat nonton film itu Reni, seandainya yang makan es krim bersamaku itu Reni. Ah, tapi kamu tahu juga kan Tasy kakakmu itu terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Apalagi kalau sudah berkumpul dengan teman-temannya, aku seperti tersesat dalam planet asing bila bersamanya. Untung ada kamu Tasy yang selalu bisa menemaniku bersenang-senang.
Aku ingin tetap seperti ini, bisa bersenang-senang bersamamu. Tapi, aku juga tidak mau kehilangan Reni. Aku sayang dia, Tasy. Jadi, sekali lagi kumohon jadikan ini rahasia kita. Jangan sampai Reni tahu ya, Tasy... Aku yakin Tasya pasti tidak akan mengingkari janjinya.
Udah dulu ya, Tasy... Ssst, jangan sampai Reni tahu ya, Tasy...
_Ariel_

Kulipat kertas itu seperti semula. Meletakkannya ke dalam kotak dan berbaring memejamkan mata. Berharap ini semua hanya mimpi.




 #Tulisan ini saya buat untuk diikutkan pada ajang lomba adu cepat cerpen mini yang diadain majalah STORY tapi tidak lolos. Daripada dibuang sayang, saya pajang di sini aja.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...