Sabtu, 18 Juni 2011

Inikah sebenarnya CINTA?


Saya mendapat pinjaman tiga novel dari teman saya, Pristi. Dan saya baru selesai membaca satu novel. Judulnya Dia, terbitan Gagas Media.

Cerita dalam novel ini sebenernya sudah biasa, cerita cinta antara dua orang yang akrab dari kecil. Tapi saya suka cara Nonier menuliskan cerita ini, ringan dan mampu mengaduk-aduk emosi saya. Membaca novel ini membuat saya kehilangan akal sehat hingga tidak tahu bagaimana cara membedakan ekspresi sedih, marah, senang. Semuanya saya ungkapkan dalam bahasa yang sama. Air mata.

Air mata saya mulai menetes saat ikut merasakan kesedihan atau lebih tepatnya sakit yang dirasakan Denia, tokoh cewek dalam novel ini saat mendatangi pertunangan cowok yang dicintainya dengan gadis lain. Dan selanjutnya, air mata saya terus mengalir saat Denia marah dengan Saka yang mencampuri urusannya, saat Denia diberondong dan dipojokkan oleh Sasa dan Mila untuk mengakui perasaannya. Saya benar-benar ikut merasakan kemarahan Denia tapi malah air mata saya yang berbicara. #sumpah ini saya benar-benar nangis bombay... nggak lebay.. Sampai ending pun air mata saya masih saja tidak mau berhenti mengalir.

Ah, jadi inget pernah ada yang bilang sama saya tapi lupa siapa, kalau air mata perempuan itu berjuta makna. Perempuan nangis tak selalu berarti sedih. Kadang air mata perempuan juga bisa berarti benci, marah, senang, bahagia.

Ending novel ini membiarkan saya sebagai pembaca menebak-nebak sendiri bagaimana akhir kelanjutan ceritanya... Dalam imajinasi saya Denia akhirnya jadian sama Saka dan melakukan hal-hal yang "romantis"..

Hey,, saya menemukan adegan yang janggal menurut saya. Masih di awal-awal. Saat pak Halim, bapak Saka memecahkan telur di ataas panci yang berisi rebusan mie. Bukankah pak Halim membuat mie goreng?? Kok telurnya dicampur dengan rebusan mie?

Ah, tapi it's OK lah. Bisa dimaafkan. secara keseluruhan saya kasih nilai 8 dari nilai maksimal 10 untuk novel ini.

Oh ya, saya jatuh cinta sama Saka yang misterius, penuh kejutan, pinter masak dan suka olahraga... Ah, saya pengin ketemu Saka dalam dunia nyata... Hehe,,

"KADANG, kita mencintai seseorang begitu rupa sampai tidak menyisakan tempat bagi yang lain. Membuat kita lupa untuk sekedar bertanya, inikah sebenarnya cinta?"
Kalimat yang ada di sampul belakang novel ini sempat membuat saya "agak" tersindir...

*pict*

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...