Minggu, 01 Juli 2012

BUKAN JERUK MAKAN JERUK

"Jalan bareng pacar temen sendiri (tentunya tanpa sepengetahuan temen) itu
sama tabunya dengan menyukai temen laki-laki pacar sendiri"

Random picture from google
Kata-kata yang saya tulis di atas itu adalah status FB saya hari Jumat kemarin. Kenapa saya sampai menulis status seperti itu? Tak lain adalah karena tragedi telepon tak penting di tengah malam sebelumnya -tentunya Kamis malam.



Saya kesal dengan ulah si penelpon yang tak lain tak bukan adalah seorang pria yang sudah sangat saya kenal. Sebut saja oknum D. Dia adalah pacar salah satu teman kos saya yang sekarang sudah tidak ngekos lagi. Kita bisa sebut teman saya itu sebagai oknum Y.

Kejadiannya diawali dengan mak Karyanah (penjaga kos saya) yang menginfokan pada saya bahwa dia telah ditelpon oleh oknum Y yang mengatakan bahwa oknum D akan datang ke kos nanti malam untuk mengambil barang-barang oknum Y yang masih tertinggal di kosan.

Sampe jam 8 malem ternyata oknum D tak kunjung datang ke kosan juga...

Dan...
Tak tahu jam berapa tepatnya, yang jelas saya sudah terlelap saat ringtone HP saya berbunyi. Mungkin sekitar jam 23.30 karena seinget saya, jam 22.30 saya baru tidur (padahal biasanya jam 21.00 saya sudah tidur.. hehe) dan butuh waktu sekitar 1 jam untuk bisa sepulas itu...

Saya melihat layar HP saya dan tertera nomor asing di sana. Saya memencet tombol berwarna ijo dan menjawab "halo". Dari seberang, si penelpon langsung menodong saya dengan sebuah pertanyaan "na, kamu masih kos di Tembalang?"

What! Siapa nih? Kok langsung nanya begitu. Saat saya tanya siapa, si penelpon memberi jawaban dengan sangat tidak jelas. Akhirnya saya matikan saja. Tak berapa lama ada sms masuk, dari nomer yang biasa dipake oleh oknum D dan sudah tersimpan di HP saya. "Kok dimatiin ne?" dan selisih sebentar sudah ada telepon masuk lagi. Kali ini saya sudah tahu kalau oknum D yang menelepon dan saya langsung berpikir kalau-kalau oknum D sudah ada di belakang kosan mau mengambil barang. Maklum saja saya masih belum sepenuhnya sadar kalau hari sudah larut malam. Tanpa ba bi bu saya langsung nanya "kamu dah di belakang kos ya D?"

"Kagak"
"Lha terus?"

Saya lupa bagaimana akhirnya si oknum D mengajak saya pergi jalan-jalan di telpon itu. Kurang lebih kata-katanya begini :

"Ne, jalan-jalan yuk... Kemana gitu, yang kamu mau. Mumpung lagi jomblo nih!"

Saya terbengong sejenak lalu menjawab

"jomblo? lha terus oknum Y?"

"yah, maksudnya mumpung kagak ada Y gitu..."

"daripada kamu sendirian gitu... kan mending jalan-jalan sama aku biar gak kesepian."

Tunggu-tunggu! Sampai sini saya sudah cukup kesal. Bagaimana tidak? Apa yang disampaikan oknum D ini bagi saya sama saja dengan merendahkan saya. Sok keren sekali oknum D ini. Kalimat oknum D bagi saya sama saja dengan :

"Aku kesepian nih nggak ada oknum Y. Aku pengin selingkuh sama kamu. Mau nggak kamu jadi selingkuhanku?"

dan ketika saya jawab "nggak ah.. mending tidur aja aku..." sebenarnya sebagai cara saya menolak ajakannya, oknum D semakin menegaskan bahwa dia ingin "bersenang-senang" dengan saya.

"ayo lah.. mumpung kagak ada Y nih..."

Saya sudah sangat kesal dengan jawabannya. Saya putus telepon. Tak peduli dia menelpon lagi berulang-ulang sampe beberapa kali.

Coba bayangkan?! Oknum D ini tahu kalau saya adalah teman baik oknum Y dan dia mau jalan dengan saya di belakang oknum Y. No way! I'm a girl too, boy! Saya tahu bagaimana rasanya tersakiti karena teman sendiri.

Dan.. hell yeah! Oknum D bilang daripada saya kesepian? Siapa sebenarnya yang kesepian di sini? Oknum D atau saya? Kalau saya akhir-akhir ini tidak pernah pergi bareng seseorang itu memang karena saya terlalu sibuk di tempat yang makin lama makin menjenuhkan ini. Untuk bersenang-senang dengan diri sendiri saja harus mencuri-curi waktu. Tapi itu tak membuat saya kesepian karena ada orang-orang dekat saya yang tak pernah lepas komunikasi dengan saya.

Entah oknum D ini hanya bercanda atau tidak, saya sudah terlanjur illfill dengannya. Mungkin saya akan merespon lain kalau oknum D menggunakan kalimat yang lebih baik dari yang dia gunakan.

Bisa saja kan dia bilang, "Jalan-jalan yuk, na. Sekali-kali refreshing gitu, jangan kerja terus..."

It's sound better, isn't it?

Saya rasa kalimat ini bahkan lebih seperti kalimat ajakan seorang teman baik.

Sudah ah. Saya mau bersenang-senang dulu... Yang penting saya sudah melakukan hal yang benar, untuk tidak menyukai pacar teman dan tidak menyukai teman baik pacar. Biar nggak jeruk makan jeruk. Xixixi

1 komentar:

Lintang Senja mengatakan...

wahwahhhh..
nyebelin banget ya mb tu oknum D -___-
Kl Lintang yg digituin udah tak pites2.. >.< *emosi,hehe

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...