Selasa, 29 November 2011

AKU ADALAH KENANGAN

Secangkir cokelat panas yang kau nikmati bersama si gadis.
Gambar diambil dari sini
Aku adalah puing-puing malam yang kau tinggalkan. Tercecer di setiap sudut ruang. Di bangku pojok kafe. Antara kau dan si gadis yang sedang menikmati secangkir cokelat panas beraroma cinta. Tanpa kata. Terdiam. Terhanyut. Hanya hati masing-masing dari kalian yang saling berbicara. Berbicara dalam bahasa yang sama. Terbaca melalui tatap mata.

Aku adalah puing-puing malam yang kau tinggalkan. Tercecer di setiap sudut ruang. Diterbangkan debu jalanan. Menyaksikan tingkah dua anak remaja yang tak lain adalah kalian. Berdua. Berbonceng di atas sepeda motor. Berbincang dan sesekali tertawa di sepanjang jalan meninggalkan kafe. Malu-malu tangan si gadis memeluk pinggangmu dari belakang. Merah mukamu dan rekah senyummu tak mampu kau sembunyikan dariku. Si gadis pun menyimpan senyumnya untukku sembari menikmati hangat punggungmu.

Aku adalah puing-puing malam yang kau tinggalkan. Tercecer di setiap sudut ruang. Di lantai teras rumah. Bersama si gadis yang terus menatap punggungmu yang semakin mengecil. Hingga akhirnya menghilang di telan belokan jalan. Ini pertemuan terakhir.

Aku adalah puing-puing malam yang kau tinggalkan. Tercecer di setiap sudut ruang. Di atas kasur si gadis. Merekam beribu sms yang pernah kau kirimkan untuk si gadis. Menghantarkan rindu si gadis yang tak pernah kau terima. Kau pergi tak akan pernah kembali...

Tembalang, 29 Nop 2011

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...