Kamis, 22 Juli 2010

SEKILAS TENTANG CLTS

Hay guys…
Seperti yang dah aku janjiin kemarin… Aku mau berbagi pengetahuan sama temen2 semua tentang CLTS..
Mungkin temen2 ada yang baru mendengar kata CLTS, udah mendengar tapi belum begitu tahu atau malah sudah tahu bahkan ahlinya… Ayo, kita sharing bareng…
Apa Siy CLTS itu??
CLTS merupakan kependekan dari Community Led Total Sanitation, yang kalo dibahasa Indonesiakan artinya kurang lebih gerakan sanitasi total yang dipimpin oleh masyarakat. Latar belakang dari CLTS ini adalah karena adanya kegagalan proyek-proyek sanitasi sebelumnya yang salah satunya disebabkan karena tidak adanya demand masyarakat pada program yang dilaksanakan. Contohnya, dibangun sarana kesehatan tapi masyarakat tidak mau menggunakan atau tidak mau merawat karena kurangnya rasa memiliki sarana tersebut. Hal yang demikian terkesan sia-sia karena telah mengeluarkan banyak duit, banyak tenaga yang bekerja tapi kebiasaan masyarakat tidak berubah.
Untuk itu, beberapa tahun terakhir ini diterapkanlah suatu pendekatan CLTS dalam pembangunan sanitasi di pedesaan. Dimana cirri utama dari pendekatan ini adalah tidak ada subsidi atau bantuan terhadap infrastruktur (jamban keluarga), dan tidak menetapkan blue print jamban yang nantinya dibangun masyarakat.
Sebenarnya CLTS merupakan suatu metode yang tidak hanya diterapkan untuk membangun kesadaran masrakat tentang pentingnya jamban, tetapi juga dapat digunakan untuk masalah kesehatan lain. Namun demikian, awal lahirnya CLTS adalah bertujuan sebagai gerakan STOP buang air besar sembarangan sehingga diharapkan outputnya adalah tercipta ODF (open defecation free) alias tidak ada lagi masyarakat yang BAB di sembarang tempat.
CLTS ini tidak sama dengan kegiatan penyuluhan karena pada dasarnya CLTS merupakan suatu pemberdayaan dimana masyarakat dianggap sudah pintar, tidak perlu digurui, dan dirasa sebenarnya mampu.
Prinsip-prinsip CLTS
1. Tanpa memberikan subsidi kepada masyarakat
2. Tidak menggurui, tidak memaksa dan tidak mempromosikan jamban
3. Masyarakat sebagai pemimpin, petugas sebagai fasilitator
4. Totalitas; seluruh komponen masyarakat terlibat dalam analisa permasalahan-perencanaan–pelaksanaan serta pemanfaatan dan pemeliharaan
3 pilar utama dalam PRA yang merupakan basis CLTS
1. Attitude and Behaviour Change (perubahan perilaku dan kebiasaan)
2. Sharing (berbagi)
3. Method (metode)
Alat utama PRA dalam CLTS
1. Pemetaan, yang bertujuan untuk mengetahui / melihat peta wilayah BAB masyarakat serta sebagai alat monitoring (pasca triggering, setelah ada mobilisasi masyarakat)
2. Transect Walk, bertujuan untuk melihat dan mengetahui tempat yang paling sering dijadikan tempat BAB. Dengan mengajak masyarakat berjalan ke sana dan berdiskusi di tempat tersebut, diharapkan masyarakat akan merasa jijik dan bagi orang yang biasa BAB di tempat tersebut diharapkan akan terpicu rasa malunya.
3. Alur Kontaminasi (Oral Fecal); mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia lain.
4. Simulasi air yang telah terkontaminasi; untuk mengetahui sejauh mana persepsi masyarakat terhadap air yang biasa mereka gunakan sehari-hari
5. Diskusi Kelompok (FGD); bersama-sama dengan masyarakat melihat kondisi yang ada dan menganalisanya sehingga diharapkan dengan sendirinya masyarakat dapat merumuskan apa yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan. Pembahasannya meliputi:
• FGD untuk menghitung jumlah tinja dari masyarakat yang BAB di sembarang tempat selama 1 hari, 1 bulan, dan dalam 1 tahunnya.
• FGD tentang privacy, agama, kemiskinan, dan lain-lain

Urutan untuk kelima alat ini boleh diacak menyesuaikan kondisi masyarakat tetapi pemetaan wajib dilakukan dan adanya di awal.

Elemen Pemicu dan Alat-alat PRA yang Digunakan

Hal – hal yang harus dipicu

Alat yang digunakan

Rasa jijik

· Transect walk

· Demo air yang mengandung tinja, untuk digunakan cuci muka, kumur-kumur, sikat gigi, cuci piring, cuci pakaian, cuci makanan / beras, wudlu, dll

Rasa malu

· Transect walk (meng-explore pelaku open defecation)

· FGD (terutama untuk perempuan)

Takut sakit

FGD

· Perhitungan jumlah tinja

· Pemetaan rumah warga yang terkena diare dengan didukung data puskesmas

· Alur kontaminasi

Aspek agama

Mengutip hadits atau pendapat-pendapat para ahli agama yang relevan dengan perilaku manusia yang dilarang karena merugikan manusia itu sendiri.

Privacy

FGD (terutama dengan perempuan)

Kemiskinan

Membandingkan kondisi di desa/dusun yang bersangkutan dengan masyarakat “termiskin” seperti di Bangladesh atau India.

Beberapa Penghambat Pemicuan dan Altenatif Solusinya

Hal-hal yang menjadi penghambat pemicuan di masyarakat

Solusi

Terbiasa dengan adanya subsidi

Jelaskan dari awal bahwa kita tidak punya apa-apa, kita tidak membawa bantuan

Faktor gengsi; malu untuk membangun jamban yang sederhana (ingin jamban permanen)

Gali model-nodel jamban menurut masyarakat dan jangan memberikan satu pilihan model jamban

Tidak ada tokoh panutan

Munculkan natural leader, jangan mengajari dan biarkan masyarakat mengerjakannya sendiri


Yang harus dilakukan (Do) dan tidak boleh dilakukan (Don’t)

Don’t

Do

Menawarkan subsidi

- Memicu kegiatan setempat

- Dari awal katakan bahwa tidak akan pernah ada subsidi dalam kegiatan ini. Jika masyarakat bersedia maka kegiatan bisa dilanjutkan tetapi jika mereka tidak bisa menerima, hentikan proses

Mengajari

Memfasilitasi

Menyuruh membuat jamban

Memfasilitasi masyarakat menganalisa kondisi mereka, yang memicu rasa jijik dan malu dan mendorong orang dari BAB di sembarang tempat menjadi BAB di tempat yang tetap dan tertutup

Memberikan alat-alat atau petunjuk kepada orang perorangan

Melibatkan masyarakat dalam setiap pengadaan alat untuk proses fasilitasi

Menjadi pemimpin, mendominasi proses diskusi

Fasilitator hanya menyampaikan “pertanyaan sebagai pancingan” dan biarkan masyarakat yang berbicara/diskusi lebih banyak (masyarakat yang memimpin)

Memberitahukan apa yang baik dan apa yang buruk

Membiarkan mereka menyadarinya sendiri

Langsung memberikan jawaban terhadap pertanyaa-pertanyaan masyarakat

Kembalikan setiap pertanyaan dari masyarakat kepada masyarakat itu sendiri, misalnya “ jadi bagaimana menurut bapak/ibu?



Sumber :
Modul Pelatihan STOP BABS
Handout Pelatihan CLTS Salatiga
http://pamsimas.org/

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...