Gambar diambil dari sini |
Kalau biasanya orang-orang melakukan perenungan
di malam akhir tahun atas apa yang telah mereka lakukan dan resolusi apa yang
akan dilakukan di tahun berikutnya, di awal Maret ini saya melakukan perenungan
atas apa yang telah saya dapatkan dan saya lakukan selama ini. Perenungan yang
didasari karena saya merasa hidup saya selama kurang lebih 21 tahun 6 bulan ini
‘biasa-biasa” saja, tidak ada yang terlalu istimewa untuk dibanggakan.
Selama perenungan ini, saya mengingat-ingat kembali
semua yang telah terjadi. Dan sungguh saya SANGAT BERSYUKUR. Ternyata ada
beberapa hal HEBAT (setidaknya menurut saya) telah mampir dalam kehidupan saya
yang hampir saja terlupakan kalau saya tidak melakukan perenungan ini. Ingin
tahu hal hebat apa sajakah itu??
Sabar... saya akan menceritakannya satu persatu.
Tapi perlu diingat hal hebat yang saya alami belum tentu hebat juga menurut
kalian...
Okay,, hal hebat yang pertama dimulai saat tahun
1993 (mungkin ada hal hebat yang saya alami sebelum tahun 1993 karena September 1990 saya sudah hadir di dunia ini tapi sungguh saya tidak tahu, saya
tidak bisa menguak memori di bawah tahun 1993).
1993 (Masa Taman Kanak-Kanak)
Awal dari hal-hal hebat itu dimulai. Saya masuk
sekolah (walaupun tak pantas disebut sekolah karena hanya main-main). Masuk
sekolah sebelum genap 3 tahun bukankah itu hebat di masa saya? Yups, saya tahu
di masa sekarang tidak bisa lagi disebut hebat karena sekarang ada program
Pendidikan Anak Usia Dini.
1994 – 1995 (TK episode 2)
Tahun
sebelumnya saya ada di TK bareng kakak laki-laki saya, kali ini saya sendirian.
Kakak saya masuk SD di tahun ini. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang
berangkat diantar nenek dan ditungguin sampai pulang, saya berangkat terlalu
pagi (jam 7 sudah sampai sekolah padahal pelajaran dimulai jam 9) karena
dianter ayah-ibu yang akan berangkat kerja (beliau berdua mengajar di Sekolah
Dasar). Tidak ada yang menunggui saya dan tidak ada yang menjemput saya saat
pulang. Untuk anak seumuran saya waktu itu, ini hebat! Karena saya bisa belajar
di dalam kelas tanpa ada seseorang yang menunggui dan mengawasi saya dari luar
kelas, saya masih tetap bisa santai walaupun saya lupa mengerjakan tugas (ini
mah dasar saya yang ndablek kali
ya..), saya tidak menangis ketika tidak ada yang menjemput saya pulang, dengan
santainya saya pulang jalan kaki bersama anak-anak lain (yang tentunya bareng
orangtua mereka) dan sesekali nebeng temen yang dijemput dengan sepeda atau
sepeda motor. Tidak semua anak 4 tahun bisa seperti saya bukan?? #bangga
Masih di rentang
tahun yang sama. Pertama kalinya saya jatuh cinta. Ya, saya jatuh cinta dengan sang ketua kelas. Oops, ralat! Saya tidak benar-benar yakin kalau
dia ketua kelas yang saya tahu dia yang sering berperan sebagai pemimpin barisan
sebelum masuk ruang kelas. Sekali kali saya bilang saya jatuh cinta pada pria kecil dengan sepeda oranye-nya. Tidak semua orang mampu mengingat cinta pertama
mereka saat belum genap 5 tahun (atau malah mungkin belum mengenal cinta)
sampai mereka beranjak dewasa kan?? Dan itu artinya saya HEBAT! Hahaha,,
1995-1996 (Kelas 1 SD)
Yang awalnya oleh
Ibu saya hanya didaftarkan sebagai “murid titipan” karena saya tidak mau
mengulang masuk TK malah jadi “murid sungguhan”. Pertama mulai pelajaran, malah
lari ke bangku belakang. Ke salah satu teman yang berusia jauh lebih tua untuk
minta tolong dicarikan buku pelajaran yang sesuai. Sekilas info, semua buku
catatan saya sampulnya sudah ditulisi nama mata pelajaran oleh ibu sehingga
saya harus menggunakan buku yang tepat sesuai mata pelajaran yang diajarkan. Bodoh sekali, bukankah saya bisa
sedikit memperhatikan materi yang diberikan dan membaca tulisan di sampul buku
untuk mencari buku yang tepat?? Walau begitu saya toh HEBAT karena saya yang
tidak bisa mencari buku yang tepat itu ditambah saya yang tidak menyilang huruf
a, b, c atau d di lembar jawaban saat ujian melainkan menuliskan jawaban di
depan nomor tetap dianggap pintar oleh guru saya dan mendapat ranking 5 di
kelas. Hahaha,,
1996-1997 (Kelas 2)
Masa-masa saya
sering bolos sekolah. Seperti waktu TK, saya berangkat sekolah terlalu pagi
(jam 7) padahal kelas 2 waktu itu masuk jam 9 atau 10 pagi (saya lupa, yang
jelas setelah kelas 1 selesai pelajaran). Sambil nunggu saya nongkrong di
belakang sekolah, jajan lontong tauco. Dan akhirnya karena bosan sudah di
sekolah dari pagi, giliran waktunya masuk kelas saya malah pergi ke rumah
tetangga saya dan minta diantarkan ke sekolah tempat ibu mengajar (yang ada di
lain desa). Saat sekolah sudah selesai, saya malah balik buat maen sama
teman-teman di halaman sekolah. Cerita punya cerita, guru kelas saya waktu itu seringkali
pura-pura tidak melihat saya takut kalau-kalau saya malu terkonang bolos sekolah. Padahal mah saya santai-santai aja.
Hahaha,,
Bolos bukan berarti saya ketinggalan materi yang diajarkan. Buktinya
saya masih bisa ranking 2 di kelas dan mendapatkan nilai tertinggi untuk
pelajaran Matematika (angka 9,5 di raport gitu loh...). #seyumbangga
1997-1998 (Kelas 3)
Tidak ada yang terlalu istimewa di tahun ini
selain untuk pertama kalinya saya mendapatkan ranking 1 di kelas. YAY!!
Akhirnya... angka 1 itu nangkring di raport saya.
Oh ya,, catatan buruk di tahun ini.. Saya
ngompol di kelas. Ssstt.. Jangan bilang siapa-siapa ya... Hahaha,,
1998-1999 (Kelas 4)
Nilai saya di awal
Kelas 4 menurun drastis. Setelah di tahun sebelumnya mendapatkan ranking 1,
cawu pertama di kelas 4 saya tidak mendapat ranking bahkan nilai saya sangat
rendah. Saya yang sangat narsistik tidak merasa saya bodoh tapi (maap) malah
merasa guru kelas saya yang terlalu bodoh karena tidak bisa melihat KEPINTARAN
saya dan memberikan saya nilai yang rendah. Hahaha,,
Saya tidak salah
kok... Terbukti dengan guru saya yang juga dengan seenaknya memberikan label bodoh
pada teman saya yang waktu itu anak baru pindahan dari Jakarta (tidak bisa
berbahasa Jawa) hanya karena lama menjawab pertanyaan “berapa hasil dari
perkalian 5 x 5?” Padahal teman saya itu bukan tidak tahu jawabannya tapi
sedang berpikir bagaimana mengucapkannya dalam bahasa Jawa. Toh nyatanya
setelah dibilang bodoh, teman saya meneriakkan jawabannya “SALAWE!” (Dua puluh
lima dalam bahasa Jawa adalah Selawe).
Dan satu lagi,
kreatifitas saya tidak dihargai di tahun ini! Saya yang (hanya) menggambar dua
buah lingkaran waktu pelajaran menggambar, dimarahi dan diminta menggambar
ulang di rumah hanya karena beliau tidak memahami arti dari gambar saya dan
terlalu gengsi untuk menanyakannya. Kalau sampai saat ini Ibu Guru belum tahu
arti dari gambar saya saat itu, saya beri tahu sekarang! Kertas gambar yang
putih polos saya imajinasikan sebagai tembok bercat putih dan dua buah
lingkaran adalah dua buah lubang ventilasi yang ada di tembok, bu Guruku yang
cantik...
Saya hebat bukan?
Imajinasi saya “sedikit” berbeda dari anak-anak yang lain yang hampir selalu
menggambar dua gunung kembar dengan matahari menyembul di tengahnya ditambah
jalan besar, sawah, burung terbang dan kadang ditambah rumah gubuk. Toh,
akhirnya ketika disuruh menggambar ulang, saya bisa menggambarkan sesuatu yang
berbeda juga, seekor kucing cantik yang saya tiru dari gambar sprei yang ada di
rumah.
#Maap kalau saya terkesan terlalu kasar. Jujur saja akan ada sedikit
luka yang membekas di hati anak-anak sampai ia beranjak dewasa ketika
kreatifitasnya tidak dihargai. Dan itu yang saya rasakan.
1999-2000 (Kelas 5)
Hm,,
di kelas ini kembali biasa-biasa saja. Eh eh eh, tunggu dulu. Sekali lagi
sedikit agak dikecewakan karena mendapati Guru Kelas yang sedikit kurang
menghargai kreatifitas siswanya. Yah,, walaupun di kelas ini saya masih
mendapatkan nilai-nilai yang bagus di raport dan masih ranking 1 di kelas.
Kekecewaan saya
dimulai dari Guru Kelas yang meminta saya menyebutkan 5 buah berawalan huruf P.
Salah satu buah yang saya sebutkan yaitu buah Peach dan Guru saya langsung
membelalakkan mata sambil berkata “Mana ada buah Peach? Kayak apa tuh buahnya?”
Saya yang memang sangat kreatif (tetep narsis...) bisa menjelaskan dengan
detail seperti apa buahnya lengkap dengan bentuk daunnya walaupun saya sendiri
belum pernah melihat langsung buah Peach. Saya tahu nama buah ini dari stiker
yang banyak dijual oleh pedagang keliling di depan sekolah waktu itu. Terima
kasih Pak Pedagang Keliling karena dari stiker yang Anda jual, saya jadi
sedikit lebih pintar dari Guru saya. Hahaha,,
1999-2000 (Kelas 6)
Saya suka berada di
kelas ini karena saya mendapat kepercayaan untuk menjadi Ketua Kelas yang
dipilih secara demokratis. Saya dianggap “pintar” di kelas ini walaupun masih
tetap mendapat nilai rendah untuk mata pelajaran IPS. Entah kenapa IPS bagi
saya itu sulit...
Saya diikutkan lomba gambar dan lomba matematika tingkat kecamatan tapi
tidak menang.
Saya mendapatkan
NEM tertinggi untuk SD saya. 39. Nilai tertinggi di SD saya tapi tidak, kalau
dibandingkan dengan SD lain. Nilai yang membuat saya menangis saat pengumuman,
bukan karena terharu menjadi yang tertinggi tapi karena tidak sesuai dengan
target saya (di atas 40). Dan nilai ini membuat saya harus tampil membacakan
pidato saat perpisahan. Mungkin istilah sebagai pidato siswa terbaik kali ya..
Hehehe,,
***
Hmm,, itulah beberapa hal hebat dalam hidup saya
dari TK sampai SD.
Thanks God For Giving Me A Wonderfull Travel Life..
Masih ada beberapa hal hebat lainnya saat saya
SMP, SMA, Kuliah sampai sekarang. Tapi kalau saya ceritakan semuanya di sini
sekarang, akan jadi cerita yang sangaaaatt panjang. So STOP dulu sampai di
sini. Akan saya lanjutkan nanti... I promise.. Tapi kalian janji ya.. tidak
akan bosan membaca cerita saya.. Hehehe,,
Keep Reading and See You Next Time..
2 komentar:
ajigileee... masiih inget semua dari jaman TK *woww...amazing* :D
elo emang bener2 hebat dah *jempollll
Hahahaha...
Makasih teh belo.. :)
Posting Komentar