Gambar dimabil dari sini |
KOTAK
RAHASIA
Satu jam sudah aku
menunggu. Ariel tak datang juga. Pagi ini seharusnya Ariel menemaniku ke Rumah
Dunia, ada diskusi sastra bersama penulis senior seperti Gol A Gong, Tias
Tatanka, Mayoko Aiko, Donatus A. Nugroho, Putra Gara, Bamby Cahyadi, Benny
Arnas dan penulis lainnya.
Aku mengambil ponsel di
dalam tasku. Aku mencari nama Ariel dalam daftar kontak di ponselku dan menekan
tombol panggil. Nada sambung terdengar.
“Hallo?” jawab Ariel.
“Beib, kamu dimana sih?
Lupa ya? Hari ini kan kamu sudah janji mau nemenin aku ke Rumah Dunia...,”
tanyaku beruntun.
“Huaduh, maaf beib.
Barusan aku ditelpon Uky diajakin temen-temen buat latihan band. Persiapan buat
manggung di festival musik pekan depan.”
“Oh yaudah nggak
apa-apa. Salam buat temen-temen aja ya. Latihan yang bener ya, biar nanti bisa
tampil bagus. Aku diajak pas acara festival kan, beib?”
“Iyalah pasti, beib...
Oh ya, kamu mau minta oleh-oleh apa, beib? Kita kan latihannya di studionya Uky
di Bandung nah nanti pulangnya mau mampir di Ciampelas, kamu mau nitip apa,
beib?”
“Ah nggak beib. Gampang
entar aja kalau kita jalan-jalan berdua aja. Eh, udahan ya beib, aku berangkat
ke Rumah Dunia dulu ya. Sudah telat nih... Dianterin Bang Toyib.”
***
Sore tadi Ariel
membawakan sesuatu untukku. Sekotak mungil yang dia genggam di tangan kirinya
dan dia angsurkan ke telapak tanganku.
“Bukalah saat menjelang
tidur nanti,” katanya.
Aku tak sabar menanti
malam. Aku ingin segera membuka kotak mungil berbungkus pink itu.
Kini malam telah menjelang.
Kantukku mulai menyerang. Aku bersiap membuka kotak itu, ketika tiba-tiba
ringtone yang aku setel khusus untuk Ariel berbunyi.
“Ya?” sapaku dengan
heran.
“Beib, maaf... Salah
ngasih kotak. Jangan dibuka ya. Pliss.”
Omaygot... Jadi apa isi
kotak ini dan untuk siapa?
Aku penasaran. Larangan
dari Ariel malah menyugestiku untuk segera membuka kotak itu. Pelan tapi pasti
aku merobek kertas kado berwarna pink yang membungkus kotak. Tutup kotak aku
buka dan terlihat jam tangan Gucci dengan model terbaru. Ini memang bukan
untukku karena Ariel tahu aku tidak suka memakai jam tangan. Lalu untuk siapa?
Aku mengeluarkan jam
tangan dari dalam kotak. Hey, lihat! Ada secarik kertas di bawahnya. Rasa
penasaranku belum tuntas. Kubuka kertas berwarna pink yang terlipat rapi itu
dan membacanya.
Hay,
Tasya...
Thanks
ya sudah mau menemaniku hari ini. Dan sesuai dengan perjanjian yang telah kita
sepakati, aku belikan jam tangan ini untukmu sesuai permintaanmu kemarin. Aku
harap kamu juga menepati janjimu untuk tidak memberitahu kakakmu, Reni kalau
hari ini aku telah berbohong padanya. Jangan sampai Reni tahu hari ini kita
pergi jalan-jalan bareng ya, Tasy.
Aku
mohon...
Kamu
tahu kan, Tasy? Aku sayang Reni. Aku tak bermaksud sedikitpun untuk
menghianatinya. Kebersamaanku dan kamu yang kita jalin tanpa sepengetahuan Reni
ini hanya untuk bersenang-senang kan, Tasy? Aku yakin kamu pasti tahu dan kamu
tidak akan menghianatinya apalagi menyakiti kakakmu sendiri.
Sungguh
Tasy, aku sayang Reni. Aku tidak mau kehilangan dia. Jadi kumohon jangan sampai
Reni tahu kalau kita sering jalan bareng. Kamu tahu sendiri lah Tasy gimana
rasanya kalau aku harus menemani Reni datang ke acara-acara berbumbu sastra
itu. Aku nggak ngerti. Aku pasti bisa mati karena bosan di sana. Reni terlalu asik
dengan teman-temannya dan pasti melupakanku selama acara itu. Aku benci itu,
Tasy. Daripada aku harus sakit hati karena diabaikan selama acara yang menurut
Reni mengasikkan itu bukankah lebih baik aku pergi sama kamu, Tasy?
Iya,
lebih baik aku pergi sama kamu. Kita bersenang-senang. Nonton film bareng,
makan es krim bareng, atau menikmati udara pantai bareng. Saat bersamamu aku
tak pernah merasa bosan tapi aku selalu menghayalkan seandainya yang duduk di
sebelahku saat nonton film itu Reni, seandainya yang makan es krim bersamaku
itu Reni. Ah, tapi kamu tahu juga kan Tasy kakakmu itu terlalu sibuk dengan
dunianya sendiri. Apalagi kalau sudah berkumpul dengan teman-temannya, aku
seperti tersesat dalam planet asing bila bersamanya. Untung ada kamu Tasy yang
selalu bisa menemaniku bersenang-senang.
Aku
ingin tetap seperti ini, bisa bersenang-senang bersamamu. Tapi, aku juga tidak
mau kehilangan Reni. Aku sayang dia, Tasy. Jadi, sekali lagi kumohon jadikan
ini rahasia kita. Jangan sampai Reni tahu ya, Tasy... Aku yakin Tasya pasti
tidak akan mengingkari janjinya.
Udah
dulu ya, Tasy... Ssst, jangan sampai Reni tahu ya, Tasy...
_Ariel_
Kulipat kertas itu
seperti semula. Meletakkannya ke dalam kotak dan berbaring memejamkan mata.
Berharap ini semua hanya mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar