Gambar diambil dari www.wallcoo.net |
Dear you,
Dengarkan ini baik-baik. Karena aku tak yakin akan mampu mengulang untuk menyatakannya lagi tanpa rasa malu.
Ku akui kau telah mencuri sebagian hatiku sejak kedatangan pertamamu bertahun-tahun lalu. Tapi, tak berarti sejak itu kau selalu menjadi pusat perhatianku. Sejujurnya, setelah itu kau menjadi tak lagi istimewa. Bahkan, terlalu biasa.
Kemudian, entah sejak kapan aku mulai menjadi dekat denganmu. Selanjutnya, malam-malam pun kuhabiskan bersamamu. Aku pun mulai menyadari kau ternyata bernilai lebih dari penilaianku sebelumnya. Kau menjelma candu bagiku, setelahnya.
Tahun berikutnya, jarak mulai merentang, memisah fisik kita hingga beratus-ratus kilo. Kau tahu? Berpisah setelah terbiasa bersamamu serupa sembilu. Menyiksa. Tapi aku bertahan. Mencoba bersahabat dengan jarum-jarum ingatan tentangmu. Yang akan menusuk menyakitiku. Namun, aku memilih untuk merajutnya menjadi anyaman rindu.
Aku mulai terbiasa menanam rindu untukmu. Menjaga tunas-tunas rindu itu hingga merimbun. Dan kini aku merasa pada suatu titik, yang membuatku dihantui rasa takut. Takut kehilanganmu. Takut kalau nanti aku tak mampu lagi mengeja warna bila harus tanpamu. Karena tanpamu, hatiku menggigil.
Dan sekarang, giliranmu untuk menjawab resahku, "seperti apakah artiku untukmu?" Jawablah dengan jujur. Sebelum aku jatuh terlalu dalam.
Semarang, 15 Juli 2013
_Nana_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar