Gambar diambil dari sini |
Dear
Airlangga,
Sadarkah bahwa kau telah mencuri sebagian hatiku sejak kedatangan pertamamu di tahun-tahun lalu?
Kau ingat? Sekitar lima tahun lalu, saat mahasiswa-mahasiswa baru merasakan kelas pertama mereka di bangku kuliah dengan semangat idealisme yang masih tinggi, dan di antara mereka ada kita. Ya, kita ada di sana, di antara mereka. Hmm,, maksudku aku dan kamu.
Sadarkah bahwa kau telah mencuri sebagian hatiku sejak kedatangan pertamamu di tahun-tahun lalu?
Kau ingat? Sekitar lima tahun lalu, saat mahasiswa-mahasiswa baru merasakan kelas pertama mereka di bangku kuliah dengan semangat idealisme yang masih tinggi, dan di antara mereka ada kita. Ya, kita ada di sana, di antara mereka. Hmm,, maksudku aku dan kamu.
Aku duduk di deretan belakang di antara ratusan yang lain. Kuyakin saat itu pasti kau tak menyadari keberadaanku. Sama sekali.
Tapi, aku...
Aku seorang pengamat yang baik. Aku mengamati hampir semua yang teman-teman lakukan di kelas sepanjang hari pertama itu, termasuk kamu. Lelaki muda dengan kaos berkerah dan topi yang menjadi identitasmu saat itu.
Ahh, kaos dan topi? Sepertinya kau tak memakainya lagi beberapa semester setelahnya, dan mungkin teman-teman yang lain pun sudah lupa bahwa kau pernah setiap hari ke kampus dengan dua benda itu sepanjang semester pertama kuliah. Tidak denganku. Karena kamu dengan kaos berkerah dan topimu itu yang telah mencuri sebagian hatiku saat itu juga.
Waktu itu, kelas kita, kelas pertama kita di bangku kuliah merencanakan pemilihan komting atau ketua kelas. Ada beberapa anak yang mencalonkan diri, aku dan kamu tidak termasuk di antara mereka. Tentu saja, aku tak berminat sama sekali. Aku hanya anak biasa yang lebih suka menjadi pengamat. Kau? Entahlah. Aku belum menemukanmu sampai saat pemilihan hampir selesai dan tiba-tiba ada debat di antara kita. Hmm,, maksudku debat antara para calon, moderator dan KAU yang aku sendiri sudah lupa apa yang diperdebatkan waktu itu. Ya, kau tiba-tiba muncul dalam debat itu. Kemunculanmu ini lah yang telah menyita perhatianku hingga aku tak terlalu peduli dengan materi yang diperdebatkan.
Aku mengagumi caramu mendebat. Tanpa emosi dan terlihat dewasa. Kau telah mencuri sebagian hatiku dengan caramu yang mungkin tak pernah kau sadari.
Airlangga, surat ini kutulis tanpa kutahu kapan akan kuserahkan padamu. Mungkin tak pernah. Tapi kalau suatu saat nanti kau baca, semoga kau masih menjaga sebagian hatiku yang telah tercuri olehmu.
_Nana_
4 komentar:
Jadi senyam senyum nggak jelas aku bacanya.. topi?? hampir lupa ak klo dya pnah beratribut itu. I'll be waiting for the next good news from both of U.
oh my ....
LorenZoo, kau mampir ke sini juga.. Oops, jangan berpikir yang aneh2 duluu ya..
Tunggu saja kelanjutan kisahnyaa...
:p
Heyy.. kayaknya aku masih punya beberapa fiction project (yang saat itu kamu tunggu2) yang sukses terbengkalai.. Ingat? Tentang si Igo bukan pengamen biasa... Mungkin nanti cerita tentang dia juga akan muncul lagi.. Hahaha
Ak nggak mikir yang aneh2 kok, seneng aj liat semuanya berjalan seperti prediksiku dulu..hehehe..
lanjutkan,,aku nunggu kisah si virgo.
siapa ini laki2 yg dimaksud?? hehehe
Posting Komentar