Beberapa
hari yang lalu, saya terbangun dari tidur di pagi hari dengan sendi pergelangan
saya “agak” bengkak. Rasanya sakit untuk digerakkan. Pada hari itu juga saya
memutuskan untuk meminta ijin tidak masuk kerja karena ingin memeriksakan diri.
Alih-alih
memeriksakan diri ke dokter atau klinik, saya langsung melakukan pengecekan asam
urat di salah satu laboratorium swasta yang dekat dari kosan saya.
Entahlah.
Saya begitu yakin kalau saya mempunyai kecenderungan mengalami peningkatan asam
urat dalam tubuh saya. Ini berdasarkan observasi yang saya lakukan sendiri
terhadap tubuh saya sejak dua atau tiga tahun yang lalu.
Bermula
dari jari tengah tangan kanan saya yang sering sakit untuk ditekuk bahkan
kadang tidak bisa ditekuk atau ketika mau diluruskan kembali rasanya sangat
sakit. Saya pikir itu adalah efek dari kejadian beberapa tahun sebelumnya, jari
tengah saya itu pernah keinjak saat saya mengikuti pertandingan pencak silat tahun
2006. Lama-lama jari tengah saya ini normal lagi, saya sudah tidak pernah
merasa sakit pada jari ini.
Kemudian,
rasa sakit yang lain muncul. Kali ini di persendian lutut. Kegiatan menekuk dan
meluruskan lutut kadang menjadi sesuatu yang menyakitkan buat saya. Premis awal
saya adalah lutut saya sakit karena di kamar kosan saya tidak ada kursi yang
berarti menuntut saya untuk duduk berjam-jam dengan kaki ditekuk dan diduduki
(seperti sikap duduk orang Jepang. Saya suka sekali duduk seperti ini) selama
saya belajar. Dari situlah kemudian saya ubah kebiasaan duduk saya dengan
meluruskan kaki. Tapi toh nyatanya saya masih saja merasakan sakit di lutut.
Saya
mencari tahu apa saja yang bisa menyebabkan rasa sakit di persendian. Dari
pencarian itulah saya tahu kalau salah satunya adalah asam urat. Saya cari tahu
lagi tentang penyebab asam urat yaitu peningkatan kadar purin dalam tubuh dan
pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin.
Observasi
saya akhirnya sedikit diubah, saya tidak lagi terfokus pada bagian sendi mana
saya merasakan sakit. Tapi ketika merasakan sakit, saya akan mengingat telah
makan apa saja sebelumnya. Yang saya temukan bahwa saya merasa sakit setelah
makan antara lain seafood, jeroan
ayam, telur dan jamur. Bukankah makanan yang sebutkan itu makanan dengan
kandungan purin tinggi? Dari situlah saya menyimpulkan bahwa saya menderita
asam urat.
Saya
mulai memperhatikan makanan apa saja yang boleh saya makan dan sejujurnya itu
malah menyiksa karena banyak sekali makanan tidak boleh saya makan. Kok bisa?
Hampir semua makanan mengandung purin bo’.
Bahkan tempe tahu pun mengandung purin (dari informasi yang saya dapat,
kacang-kacangan banyak mengandung purin).
Balik
lagi ke pergelangan tangan saya yang sakit. Saya mengingat-ingat makanan yang
saya makan terakhir, berarti saat makan malam. Saya cuma makan nasi goreng mas
Ragil (nasgor keliling). Pagi dan siang saya juga makan makanan biasa, makanan
ala warteg.
Okay
! Untuk memastikan apakah benar saya menderita asam urat, saya putuskan untuk
memeriksakan. Saya juga ingin tahu pasti.
Jam
9 pagi saya berangkat ke laboratorium swasta itu. Di sana saya ditanya apakah
saya puasa. Saya bilang saya tidak puasa tapi saya makan terakhir jam 10 malam
dan sampai jam 9 lagi saya hanya minum air putih. Dan oleh petugasnya itu
dianggap sudah memenuhi syarat untuk pemeriksaan (puasa selama 9-10 jam sebelum
diambil sampel). Saat itu juga, darah saya diambil beberapa ml sebagai sampel
pemeriksaan. Hasil pemeriksaan baru bisa saya ambil sore harinya, jam 4.
Deg-degan
juga sebenarnya saat saya melihat hasil pemeriksaan. Karena itu akan
membuktikan benar atau tidaknya diagnosis saya selama ini. Sekarang mari
sama-sama kita lihat, ini hasilnya :
NORMAL
(Maap gambarnya tidak terlalu jelas karena saya menggunakan kamera notebook)
|
Itu
artinya diagnosis saya terbantahkan. Yeah! Saya NORMAL! Lebay? Biarin.
Lalu
sakit di persendian saya karena apa??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar