Saya adalah saya.
Bukan dia atau mereka.
Jangan kau bandingkan atau samakan saya dengan dia dan juga mereka.
Saya adalah pribadi yang berbeda.
*********************************************************************
this picture is from here |
Sebel nggak sih kalo kita dibanding-bandingkan dengan orang lain? Ya, itu yang saya rasakan... Saya bete, saya sebel banget kalo dibanding-bandingkan dengan orang lain. Bukankah kita diciptakan sebagai individu yang berbeda dengan kemampuan dan karakter yang tentunya berbeda juga? Jadi nggak bisa disamakan atau dibandingkan, right?
Kejadian yang paling saya ingat yang bikin saya sebel. Waktu saya baru dateng di rumah Mbah, Pakde saya tiba-tiba langsung menodong saya dengan pernyataan gini,
"Na, temenmu ada yang kerja di pegadaian ya?"
Saya perlu berpikir sebentar. #Yah, beginilah otak saya perlu waktu buat mengingat-ingat. Haha,,
"Oh iya si X, Pakde. Kenapa?"
"Keren ya. Gajinya gede tuh!"
Saya cuma diem dan ngeloyor aja menuju dapur, gabung dengan yang lain..
Yes right. Emang bener banget gaji si X itu gede. Lalu, why? Maksudnya saya disuruh kerja di pegadaian juga? Biar bisa dapet gaji gede juga? Hey,, saya bukan si X, saya punya bidang minat sendiri yang beda dengan bidang minat si X. Saya belum kerja tetap dan gaji saya tidak bisa dibandingkan dengan si X.
#Ah, mungkin saya terlalu lebay..
Waktu pulang saya bilang gini ke ibu;
"Enak ya yang bisa kuliah di ini dan itu (ga usah sebut merek ya...), udah gratis pas lulus juga bisa langsung dapet kerja. Nggak usah nglamar-nglamar tinggal nunggu panggilan"
Dan apa jawaban ibu saya?
"Ah, kamu juga keren kok. Ibu mbiayai kuliah kamu cuma sampe 3 semester trus abis lulus kamu juga udah bisa ngasih duit ibu yang nggak dikit. Udah lah nggak usah iri sama yang lain."
Whooaa... Ibu, I love u.. Mmuuach...
Aha, saya jadi inget kata-kata kakak Syoekro waktu kami halal bihalal teman-teman A5. Waktu itu kurang lebih saya bilang gini, "Enak ya kak, kamu nggak usah nyari kerja tinggal nunggu doang. Lha saya masih harus nyari-nyari kerjaan..."
"Rejeki kita itu sudah diatur sama Tuhan. Ada jatahnya sendiri-sendiri..."
Ah, kakak bijaksana sekali... Kakak is the best dah. Hehe,,
Well, kita ini individu yang berbeda dan jatah rejeki kita pun berbeda. Dia di pegadaian, kakak di PLN, saya di tempat yang belum saya tahu. Tapi, saya yakin seperti kata kakak, saya punya jatah rejeki saya sendiri yang pasti nggak akan tertukar sama yang lain. Saya tinggal tetap berusaha dan berdoa untuk menjemput jatah saya itu...
*********************************************************************************
P.S : Thanks to Heru and Tiar yang mungkin menjadi salah satu perantara dari Tuhan buat saya untuk menjemput salah satu rejeki saya. Saat ini saya bergabung di Badan Lingkungan Hidup Prov Jateng di bagian sekretariat KLHS berkat info dari Heru dan Tiar. Alhamdulillah ya... semoga bisa jadi batu loncatan saya untuk mendapat yang lebih baik lagi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar